Unconditional [SsamBbang Story]

Kim Chaewon hari ini terpaksa disibukkan dengan tugas kampusnya dan membuat janjinya dengan Hitomi terpaksa tidak bisa ia tepati.

hampir seharian dia melakukan kegiatannya dengan keadaan linglung, benar-benar bukan menampakkan seorang Kim Chaewon sang mahasiswa double degree yang dijadikan panutan banyak mahasiswa dikampusnya.

dia merasa bersalah pada kekasihnya, karena tanpa ada angin apapun dia terpaksa membatalkan jadwal mampir Hitomi kedormnya. bukan secara tatap mata pula, dia hanya mengabari Hitomi perihal ini melalui pesan singkat yang dia kirim lewat ponselnya.

melihat jawaban sang kekasih makin membuat hati Chaewon tak karuan. Hitomi jarang sekali hanya menjawab pesannya dengan kata ‘iya’ atau ‘tidak’.

sang termuda selalu menjawab antusias apa yang dia kirimkan. entah itu hal yang terlalu serius atau yang terlalu ceroboh dan bodoh. iya, kalian tidak salah baca, Kim Chaewon merupakan orang yang sedemikian bila dengan Hitomi.

“kau benar-benar perlu istirahat didorm, Chaewon ah”

Chaewon hanya menghela nafas dalam sebelum menggapai salah satu buku diraknya. diapun mengambil duduk dimeja belajarnya, mencoba untuk tidak menghiraukan suara Chaeyeon.

Chaeyeon yang gemas melihat kelakuan anggota termuda didorm mereka itupun akhirnya menggambil paksa buku yang Chaewon ambil dan membuat sang termuda nampak kesal.

“istirahat lah, tidak baik melakukan hal-hal berlebihan”

“aku butuh sesuatu untuk menyibukkan diri”

Chaeyeon menatap heran kearah Chaewon, tidak biasanya juga sang termuda akan menimpali perkataannya sedemikian.

“kau bertengkar dengan Hitomi?”

dan dengan itu, Chaeyeon menampakkan senyumnya. diapun mengambil duduk disebelah sang termuda.

“dia sepertinya marah?”

Chaeyeon melihat raut muka Chaewon yang menampakkan kalau dia sedang bingung.

“dan kau juga merasa kesal?”

dia mendapat anggukan mantap dari Chaewon, dan Chaeyeon hanya terkekeh.

“ini pertengkaran pertama kalian?”

Chaewon hanya menghela nafasnya dan sekarang menatap Chaeyeon.

“apa yang harus kulakukan?, menanyakan pada Unnie adalah hal yang menurutku terbaik”

“ya, kau benar..”

bisa dibilang, jika Chaewon mencurahkan kegelisahan pada Hyewon yang ada dia hanya mendapatkan kritik pedas dengan nada datar pembawaan sang tertua. lebih parah jika dia bercerita kepada Bebek yang bernama Choi Yena, bisa bisa dia bakal dilempar keluar dari Dorm karena Yena yang susah payah membuat dirinya dan Hitomi saling menyatakan perasaan.

“kau belum mencoba untuk mengiriminya pesan kembali?”

helaan nafas kembali terdengar dibarengi dengan gelengan kepala Chaewon, Chaeyeonpun menepuk punggung sang termuda.

“coba saja hubungi dia, jelaskan kalau kau memang sibuk. jika kau tak meluruskan ini, malah akan mengacaukan konsentrasimu juga”

“apa kau dan Sakura san juga pernah seperti ini?”

“tentu saja, bahkan bukan aku saja. Hyewon maupun Yena pasti pernah mengalami pertengkaran dengan kekasih mereka. kita berempat saja sering berargumen, Kim Chaewon. itu hal wajar”

apa yang dikatakan Chaeyeon ada benarnya, dia harus meluruskan kesalahpahaman ini.

“aku pergi dulu kalau begitu, kabari aku jika semuanya berjalan dengan baik”

“pasti unnie, terima kasih”

dan dengan begitu, tinggal lah Chaewon dengan ponselnya. diketuknya ikon gagang telepon diponselnya sebelum menekan tombol 3 yang terpampang di ponselnya yang menampakkan nomor telepon Hitomi. diapun mengambil nafas dalam sebelum akhirnya menekan tombol dengan tulisan ‘call‘ itu.

“Hitomi…”

dia menunggu dengan degub jantung tak karuan, momen ini hampir sama dengan momen saat awal-awal mereka berpacaran. dia hanya tak menyangka akan merasakan hal seperti ini setelah berhubungan dengan Hitomi hampir 1 tahun.

halo?

“Hii..”

mendengar suara Hitomi membuatnya ingin bertemu dengan kekasihnya itu, mendekapnya dengan erat dan mengucap kata maaf.

kenapa unnie menelpon?, bukannya unnie sibuk”

nada bicara kekasihnya nampak kesal, dia bisa memastikan kalau Hitomi benar-benar marah.

“aku minta maaf, Hii”

“…”

“Hii-chan?”

unnie..”

tak lama, dia mendengar helaan nafas disana.

kalau kau selalu seperti ini, kapan aku bisa marahnya

“huh?”

tak lama, Chaewon mendengar suara bell dormnya berbunyi.

unnie, cepat turun… bukakan pintunya

Chaewonpun segera berlari menuju lantai bawah dan membukakan Pintu utama Dorm mereka, dan nampaklah Hitomi dengan jaket sweater putih kemilikan Chaewon yang dipinjam Hitomi beberapa waktu lalu.

“Hii-“

ucapan Chaewon terhenti saat Hitomi mendekap tubuhnya dengan sebuah pelukan.

“aku kan sudah bilang, aku tidak bisa marahkan dengan Unnie”

Chaewonpun membalas pelukan Hitomi, membuat keduanya saling merasakan kehangatan dan menjauhkan mereka dari dinginnya malam.

“lain kali, aku akan mengabarimu dan aku-“

Hitomi membungkam bibir Chaewon dengan sebuah kecupan, dan ulah sang termuda membuat Chaewon menampakkan rona merah dipipinya.

“tak ada lain kali, biarkan aku tetap datang unnie. aku malah akan membuatmu bersemangat dalam mengerjakan tugas kuliahmu”

Chaewon hanya terkekeh sebelum melepaskan pelukan mereka.

“iya-iya~”

ketika Chaewon hendak mencubit kedua pipi manis Hitomi, ada seseorang yang sedaritadi sudah memperhatikan mereka.

“perasaan tadi kau masih menceritakan kegelisahanmu, sekarang malah membuatku iri… aish Kim Chaewon kau harusnya membayar hutang budimu dengan tidak bermesraan didepan pintu…”

“C-Chaeyeon unnie??”

“haish masuk sana!!”

“t-dari kapan unnie didepan sana?”

“saat kalian akan berciuman…”

dan, Chaewon maupun Hitomi menampakkan muka memerah mereka kearah Chaeyeon.

“untungnya aku sudah memfoto moment tadi”

“UNNIEEEEE”

end

cerita kedua yang sebenernya mau diupdate pas februari dan harus kegeser di tanggal ini…

cerita ketiga ada yang mau tebak couplenya siapa an?

kekekke

anyway, thanks for reading~~~

Tinggalkan komentar