Ahn Yujin and Miyawaki Sakura, The Cat and The Dog [SakuJin Story)

Selasa pagi kali ini, nampak keributan berlebihan yang terdengar di rumah keluarga Ahn. dengan perihal Anak termuda mereka harus berangkat pagi untuk kegiatan lomba Lari tingkat Nasional yang diikutinya.

“AHN YUJIN!!! BANGUN!!!!”

Teriakan itu berasal dari Mulut Kakak angkatnya yang bernama Miyawaki Sakura, atau jika dikorea namanya berganti menjadi Ahn Sakura. Dia menarik selimut yang digunakan Yujin secara paksa, namun yang dia coba bangunkan masih sangat menikmati dunia mimpinya. Sakura yang melihat itu sudah naik pitam sendiri, padahal Adiknya itu sudah minta di bangunkan pagi-pagi dan sakura yang tahu kalau adiknya saat tidur tak akan mudah dibangunkan sudah menolak permintaannya.

Tapi, Ahn Yujin bukanlah orang yang mudah menyerah. dia membujuk Sakura dengan berbagai hal sampai-sampai dia mengatakan sesuatu yang membuat kakaknya mau-tidak mau menerima permintaan Yujin.

“hari sabtu-minggu ini aku akan menginap dirumah Minjoo unnie, unnie bisa menempati rumah dengan leluasa dengan Chaeyeon unnie~”

“kenapa aku mengiyakan hal ini, tuhan”

yup, Sakura hanya bisa menyesali keadaan yang ada. sebenarnya, Sakura ingin menyiramkan tubuh Yujin dengan Air. Namun, konsekuensinya adalah dia yang akan diomeli oleh ibunya dan harus menjemur kasur. jika kalian tanya kenapa Sakura tahu akan hal ini, dia sudah pernah melakukan hal tersebut dan dia belajar dengan baik atas kejadian itu.

tak lama, dia merasakan tarikan tangan seseorang yang membuat Sakura kembali terbaring diranjang dan sudah dipeluk sangat erat oleh Adik angkatnya itu. dia mencoba untuk melepaskan diri, tapi hasilnya nihil. diapun menghela nafas panjang sebelum akhirnya membalikkan badannya menghadap kearah adiknya itu.

sesebal apapun Sakura, dia akan tetap menampakkan senyumnya ketika berhadapan dengan Yujin. Adik angkatnya itu masih memejamkan matanya disana. tangan Sakura pun membelai rambut Yujin dan merapikan beberapa helai disana yang menutupi wajah manis kemilikan sang termuda.

“yuding, bangun~”

Sakura melembutkan suaranya disana,  Yujinpun membuka perlahan matanya dan menampakkan senyum yang membuat kedua lesung pipit kemilikannya nampak.

“nah, kalau seperti ini aku baru mau bangun”

Yujin memang anak yang usil, tak mau kalah dari Yujin, Sakura pun mencubit keras pipi Yujin disana dan membuat sang termuda meronta kesakitan.

“aish unnie!”

Pintu kamar Yujin dan Sakura pun terbuka dan menampakkan Nyonya Miyawaki yang merupakan ibu Sakura dan juga Ibu angkat Yujin, dia menggelengkan kepalanya heran melihat kedua anak kesayangannya disana.

“kalian berdua ini, Appa kalian sudah menunggu diruang makan. ayo cepat”

keduanya menjawab dengan anggukan kepala. melihat itu, Ibu mereka pun berlalu meninggalkan keduanya. Yujin dibantu oleh Sakura untuk mengambil duduk di pinggiran kasur, sedangkan Sakura sudah berdiri dari kasur mereka.

“kkura unnie~ peluk~”

Sakura pun memberikan pelukannya kepada Yujin, dia bahkan tak tahu kenapa dia mau memeluk adiknya yang masih belum mandi itu.

“sudahkan?, cepat mandi. unnie tunggu diruang makan”

Yujin pun berlalu dari kamarnya, melihat itu sakura pun segera melangkahkan kakinya keluar dari kamar yang dia gunakan bersama Yujin sebelum langkah kakinya kembali terhenti karena Yujin tiba-tiba mengecup pipinya.

“yah!!”

Hanya kekehan Yujin yang bisa dia dengar, namun sakura memilih membiarkan adik angkatnya itu dan meninggalkan kamar mereka. hal yang kalian lihat ini sudah merupakan hal yang biasa terjadi, hanya saja kali ini lebih hectic saja dengan Yujin harusnya pukul 8 sudah berada di sekolahnya untuk mengikuti turnamen.

kalian mungkin menanyakan kenapa Yujin maupun Sakura bisa seakrab itu, padahal keduanya bukan saudara kandung dan lagi, mereka bertemu disaat usia keduanya sudah beranjak dewasa.

Kali ini, perkenankan author kalian menuliskan suatu cerita dimana Seorang Ahn Yujin yang sangat energik, selalu memberi senyum dan juga tidak suka berada dirumah bisa sangat-sangat menempel kepada Sakura yang suka sekali rebahan dikasurnya, berada dikamarnya hanya untuk bermain game, dan orang yang mudah canggung saat dibiarkan ditengah kerumunan.

(perasaan daritadi author juga udah mulai cerita -__-, alah lanjutlah)

Awal mulanya, tuan Ahn Jaehyuk yang merupakan Ayah dari Yujin merupakan seorang fotografer amatir yang sedang bekelana mencari ide dinegeri tetangga dan meninggalkan Yujin sendirian di tangan Kakek dan Neneknya dari ibu kandung Yujin saat kelas 6 sd. Ngomong-ngomong soal ibu kandung Yujin, beliau sudah tiada saat usia yujin baru 3 tahun. Jadi, Tuan Ahn Jaehyuk merawat Yujin sendirian dengan bantuan dari Mertuanya.

Tuan Ahn pun selama 3 tahun berkelana dan entah apa yang terjadi dia kembali merasakan degub jantung yang tak karuan dan kegugupan tiada tara setiap bertemu dengan pengajar bahasa jepangnya. Nyonya Miyawaki Haruna, ibu dari Sakura merupakan orang yang bisa membuat Tuan Ahn Jaehyuk merasakan kembali apa itu cinta setelah dia memilih untuk fokus merawat dan membesarkan Yujin.

Menikah kembali dengan anak yang sudah mencapai umur 20 tahun bukan hal yang mudah. Membujuk sakura untuk menerima ayah angkatnya lebih rumit dari apa yang dipikirkan Nyonya Miyawaki. Maklum, dia dan mantan suaminya atau ayah dari Sakura berpisah secara tidak baik dan itu membuat Sakura juga trauma. Dia mencoba meyakinkan Sakura, namun sang anak memilih untuk tidak menghiraukannya.

Melihat itu, Tuan Ahn akhirnya memberanikan diri untuk bertemu dengan Sakura lumayan rutin. Dia ingin mencoba membuka hati calon anak angkatnya itu. Melihat kegigihan calon ayah angkatnya untuk dekat dengan dirinya membuat Sakura akhirnya memuka hati dan pikirannya. dia akhirnya menyetujui pernikahan mereka.

kala itu, sakura masih belum mengetahui soal Yujin. tentu tuan Ahn sebenarnya sudah mencoba bercerita soal Yujin, sayangnya Sakura mengira kalau Yujin merupakan peliharaan tuan Ahn, mungkin karena keterbatasan bahasa Korea yang dia miliki juga saat itu.

Ayah Yujin dan Ibu Sakura pun resmi menikah dan keduanya sepakat untuk tinggal dikorea dan hal ini sedikit membuat sakura marah. karena sakura tidak diajak berunding terlebih dahulu, dan alasan yang mereka berikan kepadanya saat itu perihal Yujin. dan dengan ini, Yujin menjadi musuh terbesarnya dikala dia tinggal dikorea nanti.

“anjing macam apa yang sangat-sangat diperhatikan sedemikian rupa oleh tuannya, cih menyebalkan”

dan, semua perkara kemarahannya atas keputusan sepihak itu menghilang kemana saat dia bertemu secara langsung dengan Yujin.

Sakura masih ingat betul Yujin kala itu datang kerumah dengan Kaos yang agak kotor, ada luka di lutut kaki kanannya, dan yang paling terpenting dia bukan anjing.

dia baru faham kalau kangaji / anak anjing adalah panggilan kesayangan Yujin dari keluarganya, terutama kakek dan neneknya karena Yujin adalah anak yang aktif dan jarang menampakkan muka sedihnya.

Yujin memberi salam kepada anggota keluarga barunya dan membuat Sakura tidak tahu harus bagaimana menanggapinya. dia kembali memandangi luka dilutut Yujin, dia perhatikan dengan seksama dan dapat ia simpulkan kalau itu bukan luka karena jatuh.

“nah Yujin, mulai hari ini. kau punya seorang Kakak. dan Kau berbagi kamar dengan Sakura-chan”

Sakura maupun Yujin mungkin sama-sama tidak berpikiran bahwa mereka akan tidur satu kamar.

“unnie”

lamunan sakura terbuyarkan saat didepannya sudah ada yujin, sakurapun segera membenarkan posisinya sebelum bertatap muka dengan adik angkatnya itu.

“kalau unnie selesai merapikan kamar, okasan menyuruhmu kebawah”

Sakura kembali memperhatikan kelakuan Yujin yang dianggapnya sangat imut. dia nampak sangat kaku dan berbeda dengan cerita dari tuan Ahn. Sakura hanya menganggukkan kepalanya dan menyaksikan Yujin yang berlalu setelahnya. Sakura hanya bisa menghela nafas panjang .

“sepertinya akan susah dekat dengan Yujin”

.

.

.

“saku-chan?”

“hai okasan”

Nyonya Miyawaki hanya menampakkan senyumnya sebelum mempersilahkan anaknya duduk disampingnya, menemani beliau yang baru saja menyelesaikan tugasnya dengan bersantai diruang tengah.

“bagaimana dengan Yujin?”

hanya lenguhan nafas panjang yang didengar Nyonya Miyawaki, dia bisa menyimpulkan bahwa sakura sedang mencoba untuk bisa dekat dengan Yujin, adik angkatnya itu.

“okasan tidak akan menanyakan soal yujin sekarang, bagaimana dengan dunia kampus mu?”

akhirnya, secercah senyum terpancar dari muka sakura. diapun menceritakan panjang kali lebar tentang pengalamannya dikampus. bahkan dia mendapat teman yang baik-baik. walaupun bukan seangkatan dengannya.

“baguslah kalau kau sudah mulai bisa beradaptasi, kalau ada apa-apa jangan sungkan bercerita kepadaku ataupun ayahmu. ataupun kepada Yujin”

“iya, okasan”

“saku-chan?”

sakura pun mengalihkan pandangannya kearah Nyonya miyawaki.

“Yujin itu anak yang pendiam, okasan sama sekali tidak menyangka bahwa Yujin bisa sependiam itu. dan lagi, dia kepada ayah angkatmu tidak terlihat akrab”

Sakura tentu mendengarkan ucapan Nyonya miyawaki dengan seksama, tapi dia juga memikirkan hal lain jauh dari itu.

“okasan lihat ada luka dilutut Yujin kala kita pertama kali datang,bukan?”

Nyonya miyawaki mengiyakan ucapan anak tertuanya ini.

“yang pasti itu bekas luka pukul”

“apa menurutmu Yujin sedang dalam masalah?”

Sakura hanya terdiam, dia memilih tidak menjawab pertanyaan dari ibunya. dia ingat betul beberapa malam ini sering mendengar isak tangis dari yujin dan sebelum yujin keluar dari kamar, sang termuda terlihat berusaha untuk menyembunyikan sesuatu.

“aku akan coba bicara dengan Yujin…kalau sempat”

“oh~ anak ku ternyata mau bersikap dewasa akhirnya”

“okasan..”

tak lama, terdengar suara pintu apartemen mereka terbuka dan menampakkan sosok yang sedari tadi mereka bicarakan. Nyonya Miyawaki pun berdiri dari tempatnya dan menyambut anak bungsunya itu.

“Yujin-chan sudah pulang”

“a-ah iya, o-”

tatapan Yujin kearah Nyonya miyawaki nampaklah canggung, namun Nyonya miyawaki disana hanya menampakkan senyumnya dan segera memberi pelukan kearah Yujin.

“jangan ragu memanggilku dengan sebutan okasan, Yujin chan.”

Sakura memperhatikan raut wajah Yujin yang dipeluk oleh ibunya itu, rona merah menghiasi wajah Yujin dan sang termuda menampakkan senyuman manisnya dan membalas pelukan dari Nyonya miyawaki.

“baik, okasan”

Sakura entah kenapa merasakan hangat disekitarnya, dia sangat merindukan suasana seperti ini. dan setelah melihat bagaimana Yujin tersenyum, dia ingin bisa merasakan kembali suasana hangat ini.

‘aku harus mencoba dekat dengan anak kecil ini, harus!!’

.

.

.

“unnie bisa menggunakan kamar mandinya”

“oh iya”

sebelum Sakura melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, dia pun menoleh kearah Yujin. merasa diperhatikan oleh Kakak angkatnya itu, yujinpun akhirnya mengeluarkan suara.

“ada apa unnie?”

“kita perlu bicara”

wajah gugup Yujin nampak disana, namun Yujin memilih untuk menganggukkan kepalanya. ya mau bagaimana lagi, dia dan sakura sendiri sudah hampir 6 bulan bersama dan keadaan keduanya masih seperti dua orang asing. Yujin sudah lumayan terbiasa dengan Ibu angkatnya, dia juga merasa hubungannya dengan Ayahnya juga tak sekaku 6 bulan lalu. dan Yujin juga tidak ingin melewatkan kesempatan untuk berbicara dengan Sakura.

“kakimu terluka lagi, bukan?”

“i-iya”

Sakura menghela nafasnya sebentar sebelum megambil duduk disebelah Yujin disebelah Kasur mereka.

“Appa bilang kau masuk klub lari disekolah, benarkah itu?”

Yujin hanya menganggukkan kepalanya, tapi dia masih tak berani bertukar pandang dengan Sakura. Sakura yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Yujin kembali menghela nafas.

“Kakimu terluka bukan karena latihan,kan?”

Sakura hanya mendapati Yujin menggelengkan kepalanya dengan kuat, Yujin mencoba untuk mengelak perkataannya.

“jika seseorang terjatuh dan lututnya menyentuh tanah dan bergesekan dengan itu, akan ada luka lecet karena terjadi gesekan. selanjutnya lututmu akan kaku saat bergerak. dan kau pasti akan segera disuruh beristirahat oleh pelatihmu.”

Yujin hanya terdiam.

“selama aku tinggal disini, 9 kali ini aku melihatmu pulang dengan keadaan yang sama. ah benar, saat kita pertama kali bertemu juga begitu.”

“a-aku benar-benar terjatuh”

Sakura akhirnya meraih tangan Yujin dan menggenggam keduanya dengan erat, Sakura masih memperhatikan Raut wajah adik angkatnya itu.

‘Anak yang manis’

Yujin menampakkan Rona merah diwajahnya, dia masih tak berani mengalihkan pandangannya dari tangan mereka yang saling bertaut.

“siapa yang melukaimu?”

“unnie..”

“Yujin, aku mohon-”

“MIYAWAKI SAN!!”

Sakura tersentak kaget saat orang didepannya meneriakkan marganya. dan kali ini, Yujin sudah menatap tajam kearahnya, namun Matanya berlinang air mata.

“sebaiknya unnie segera mandi”

.

.

.

“Jjaeyeon, aku salah lagi”

“kau sudah habis 12 kaleng beer saku-chan”

Sakura yang kesal mendengar ucapan teman baiknya itu pun melempar bekas kaleng yang diminumnya kearah Chaeyeon.

“kau juga menghabiskan 3 kaleng”

“‘hanya’ 3~”

Chaeyeon hanya menampakkan senyumnya, sebelum membukakan kembali 1 kaleng beer dan memberikannya kearah Sakura.

“kukira kau akan menyuruhku berhenti~~”
“aku baik ,bukan?. membolehkanmu minum hingga hatimu tenang”

Sakura tertawa lantang karena ucapan sahabatnya itu.

“terima kasih~~”

Sakura kembali memandangi hal-hal didepannya, kaleng beer yang berserakan, ditemani dengan plastik-plastik makanan ringan yang mendampingi sesi minum mereka, dan juga Lee Chaeyeon, sahabat yang dia kenal saat pengenalan kampus.

“oy Lee Chaeyeon~”

“ada apa, Saku-chan?”

“seharusnya….”

Sakura menghela nafas sejenak sebelum kembali meneguk isi beer yang diberikan Chaeyeon padanya.

“aku tidak membuat anak itu marah karena fakta-fakta yang kuungkapkan…”

Chaeyeon mendengarkan dengan seksama apa yang sedang Sakura coba ceritakan. Chaeyeon sebenarnya hari ini ada shift kerja namun dia mengambil libur demi menemani sahabatnya ini.

“Yujin… ah adik kecilku yang manis~”

“kau tidak salah Saku-chan, kau mencoba peduli padanya”

“aku salah…”

tak lama, terdengar isak tangis disana, kali ini Chaeyeon yang menghela nafas. dia pun berdiri dari tempatnya duduk dan mendekat kearah Sahabatnya itu, walaupun agak tertatih.

“aww, temanku butuh pelukan~”

“CHAEYEON~~~”

“SAKU-CHAN~~~”

mereka bertukar tawa disana, saling berpelukan, berharap hari segera berganti daa niat Sakura semakin bulat untuk bisa dekat dengan adiknya.

.

.

.

“maaf unnie”

“untuk?”

“mengeluarkan suara keras beberapa hari lalu”

Sakura terdiam, dia merasa heran sekaligus gemas. Yujin menghampirinya hanya untuk minta maaf dan lagi, dirinya juga sudah tidak memikirkan kejadian itu.

“tidak apa-apa, aku juga yang duluan membuatmu marah”

Yujin hanya menundukkan kepalanya. melihat itu, Sakura pun beranjak mendekat kearah Yujin.

“Yujin”

Sakura menampakkan senyumnya ketika Yujin menanggapi panggilannya dengan menatap kearahnya.

“kau sekarang merupakan bagian dari hidupku, sama dengan Ayahmu.Sebagai Kakak aku juga ingin bisa memanjakanmu”

Kedua tangan Sakura sudah menangkup pipi Yujin disana. keduanya saling menampakkan senyum.

“jangan sungkan panggil aku sakura unnie”

“iya”

.

.

.

“lihat unnie~~, aku menang lagi bukan?”

“aish, haruskah aku membelikanmu itu? aku saja bulan ini harus memperbaiki handphoneku”

“ey~~~ unnie kan sudah janji”

Sakura hanya menghela nafasnya, tangan kanannya bergerak kearah puncak kepala Yujin berada. dia membelai rambut Adik kesayangannya itu. sebuah hal yang biasa dia lakukan saat Yujin melakukan sesuatu yang menakjubkan atau mungkin membuat dirinya hangat.

“baiklah, aku akan membelikanmu disk game yang kau inginkan. tapi dengan syarat bolehkan unnie bermain denganmu nanti”

“yup yup~~”

END

im totally messing this story up~~

after like 2 month? this story in my draft is breathing it air~~ gua ngomong apaan??

minggu depan updatenya telat.. atau bahkan enggak sama sekali. tapi tenang… author akan usahakan menyelesaikan segala-sesuatunya yang ada didraft maupun di otak author.

okey~

sekian~~ sampai jumpa nanti~~

semoga kalian lebih sering mampir~~~

2 pemikiran pada “Ahn Yujin and Miyawaki Sakura, The Cat and The Dog [SakuJin Story)

    • Kubuat agak.loncat sih timeline ceritanya, ini aja aku bingung sebenarnya mau lu post apa enggak, didraft blog kependem tapi sayang hahaha, ditunggu aja ya~ aku.juga berdoa bakal ada.lanjutannya akwkwk

Tinggalkan komentar