Yoonhyun Drabble Collection part 9

Yoona POV

Flashback stories

 

My new world (23)

“rilex sayang, umma ada disini” terang ummaku sambil menggenggam erat tanganku yang mulai berkeringat disana

“mau tenang bagaimana, umma? Ini event pertamaku. Pasti banyak orang yang ahli sekali dalam skateboard yang belum pernah aku temui”terangku panik

“dasar, kau memang mirip appamu” terang ummaku sambil beranjak mendekati lemari pendingin yang disediakan panitia disana.

“kau tenang saja, aku juga sama sepertimu saat mengikuti kompetisi ini untuk pertama kali” ucap hyoyeon unnie, salah satu orang yang kukenal di turnament ini

“t-tapi kan saat itu unnie sudah memenangkan beberapa penghargaan. Dan aku hanya mencoba atau lebih tepatnya ingin ikut karena seseorang mengatakan aku baik dalam skate”

“chillax duh”kali ini giliran sooyoung unnie, salah satu saudaraku yang datang jauh jauh dari daerah jeju hanya untuk mendukungku

“oh iya kemana hyunnie mu?” tanya Hyoyeon unnie sambil memeriksa skateboard miliknya

“tentu mengikuti ujian masuk perguruan tinggi” jawabku lemah, mereka hanya tersenyum melihat wajahku yang benar benar berubah

“kau yakin dia ikut tes itu hari ini?, bukannya tesnya baru besok?” tukas sooyoung

“ta-tapi kenapa hyunnie bilangnya sekarang?”bingungku sambil menatap kearah lantai

“kita tungg-“

“peserta nomer 077 harap segera menuju tempat latihan”

“panggilanmu, yoong.”ucap sooyoung unnie

“kau harus menampilkan yang terbaik, arra?” aku hanya mengganggukan kepalaku mantap sambil berjalan menuju tempat kompetisi

‘ini Dunia Baruku’

.

.

.

“chukae yoong!!” aku hanya tersenyum kearah mereka yang dengan baiknya menemaniku, dan di kompetisi awal ini aku mendapat peringkat ke 5. Bukan hal buruk bukan?
“gomapta, unnie”

“permainanmu tadi keren” ucap sooyoung unnie bersemangat

“umma bangga padamu, yoong” ucap ummaku sambil memberiku pelukan hangat disana

“hahaha, yoona memang berbakat sama sepertiku” terang appaku dengan wajah komikalnya, semua orang disanapun tak bisa lagi menghentikan tawanya

Ting~ Tong~

“biar aku yang buka” ucapku sambil beranjak mendekati pintu, saat hendak membuka pintu, aku melihat sebuah surat kecil di bawah pintu

“eum?” akupun segera meraihnya dan mulai membuka surat itu

 

From: XX

To: Yoong~

chukaeyo~

aku menunggumu di taman dekat rumahmu

disini cukup dingin, gunakan jaket ne?

 

“hyunnie kah?” tanya ku sambil berlari cepat menuju kamarku sekedar untuk mengambil jaket dan berlari dengan kencangnya keluar rumah

“yoong, kau mau kemana?” tanya umma

“aku pergi sebentar”

Blam

.

.

.

“dimana anak itu?” tanyaku sambil mulai menyusuri taman, taman ini terlihat sangat menakutkan bila dalam keadaan gelap

“h-hyunnie?” panggilku sambil memperhatikan keseluruhan taman, pandanganku menuju kearah ayunan disana, terlihat sosok itu sedang mengayun pelan ayunan disana.

“kau lama sekali, yoong” ucapnya sambil bangkit menghampiriku

“mianhae, aku tak bisa datang dan memberi kejutan sebagai gantinya. Rompi rajut ini tak masalah kan?” ucapnya sambil menyembunyikan wajahnya yang mungkin sekarang memerah.

“hyunnie”

“eum, maaf bila rajutannya agak berantakan maklum aku baru-“ aku segera memeluknya erat disana tanpa membiarkannya menyelesaikan kalimatnya

“aku senang, hyunnie!!”

“y-yoong”
“kajja, kita kerumah. Umma membuatkan makanan yang lezat, dan disana juga ada sooyoung unnie dan hyoyeon unnie. Oh iya apa kau bilang ke appamu kala-“

“appa membolehkan” senyumanku makin melebar mendengar ucapannya, segera kugapai tangannya disana

“eum, kenapa dingin sekali?”

“m-mungkin karena terlalu lama diluar” mendengar ucapannya aku segera melepas jaket tebalku dan memakaikannya pada seohyun

“b-bagaimana denganmu?” tanpa banyak bicara segera kukenakan rompi rajut buatan hyunnie disana

“sudah, ayo kita pulang” dia hanya tersenyum dan kamipun mulai meninggalkan taman. Walau akhirnya

“umma~”

“makanya jangan jadi pahlawan kemalaman, sudah tahu tak bisa dekat dingin” ejek jiyoung oppa sambil mengacak rambutku disana

“akh! Umma!! Jiyoung oppa menyebalkan”ummaku hanya terkekeh disana, sedangkan seohyun berada disebelahku sambil menggenggam erat tanganku disana

“makanya lain kali jangan melakukan hal itu”

“oh makanya Dara unnie saat kencan kemarin sakit karena jiyoung oppa tak mau memberikan jaketnya pada dara unnie. Berarti tindakanku lebih berani karena berhasil menyelamatkan hyunnie” mendengar ucapanku wajah jiyoung oppa menjadi semu kemerahan. Membuat kami yang berada disana terkekeh geli

“uh awas jika kau sembuh, Im Yoong~. Oppa balas”

“siapa takut”

“oh iya yoong”

“ne umma?”

“sepertinya seminggu lagi kau harus berangkat ke turnament kedua mu di irlandia” mendengar itu aku hanya menatap lurus kearah seohyun, berharap dia mengijinkan

“yang penting sekarang kau beristirahatlah” jawabnya dengan senyuman yang terlihat malu malu disana, kukira dia tak berniat mengijinkanku karena masalah jetlag dan lain lain.

“hehe, akhirnya dunia baruku telah dimulai!!”

“jangan terlalu bersemangat!” teriak ummaku, aku hanya tersenyum dan kembali menikmati hari ini, walau memang aku harus berbaring di kasur seharian.

 

Seohyun POV

 

One Way (24)

 

“seohyun ssi?”

“ne?” ucapku sambil mengalihkan pandanganku kepada appa yoona

“jika kau merasa tak kerasan bekerja paruh waktu disini kau hanya perlu bilang itu padaku, anggap saja rumah sendiri dan anggap aku ini appamu”

“ne”

“hm~, maklumi saja seohyun ssi. Sebenarnya tempat ini ingin kuwariskan kepada Yoona, tapi karena kecelakaan itu mungkin itu bisa kusimpan” aku tertegun mendengar penjelasan appa Yoona. Kalian tahu perpustakaan ini memang sudah lama tak dibuka kembali karena kesibukan appa Yoona sebagai pustakawan dan beliau masih menuntut ilmu diberbagai universitas.

“appa tenang saja, aku yakin perpustakaan ini akan sebesar keinginan appa kelak. Dan aku berharap-“ aku pun menoleh kearah gadis yang sedang malas memandangi berbagai serakan buku disana dengan senyum.

“Yoona juga akan membantu”
“aku tahu, kau memang baik untuk Yoona. Seohyun ssi” terang appa Yoona dengan senyum khasnya

“ah, tidak juga”

“eum, appa!”

“ne, Yoong?”
“buku ini harus kutaruh mana?” tanyanya lugu sambil memegang buku dengan kategori novel itu

“rak paling atas, Yoong. Biar appa bantu” aku hanya bisa tersenyum melihat kedekatan keduanya. Aku jadi sedikit bernostalgia mengingat appaku yang sekarang berada di england.

“hyunnie~”

“eum?”

“bantu aku dengan buku biografi disana”

“ok”

.

.

.

“melelahkan juga, heum?” terangnya sambil meletakkan kembali botol minumnya

“tidak juga, yoong. Lagi pula itu baik untuk melatih otot kakimu”

“naik turun tangga memang baik, tapi cedera ku setelah tournament di irlandia belum sembuh betul”

“hehe, kau –“

Beep~

“nugu?” tanya yoona sambil menggapai ponselku

“yoong, itu tak baik” dia hanya menjulurkan lidahnya kearahku sambil membca pesan dari ponselku

“One Way?” mendengar ucapannya aku segera mencoba menggapai ponselku namun agak terlambat karena dia sudah menjauh dari tempatnya

“yoong~”
“ini judul Novel atau apa hyunnie?” tanyanya lagi sambil menatap tepat kearahku

“Novel?”

“kalau bukan kenapa Tulisannya One way?”
“kau tahu arti One way kan?” dia menggangguk lucu kearahku sambil kembali duduk disana, taklupa menyerahakn ponselku juga

“bisa kau terangkan padaku, aku malas jika harus mencari di toko buku atau mungkin-“

“ini salah satu buku lama yang ada di perpustakaan appamu” jawabku, dia segera menatapku dengan tatapan ‘kau serius?’

“lalu kenapa kau mendapat pesan dari Nomor itu?”

“yoong, buku ini ditulis oleh pengarang itu saat usiamu 8 tahun”

“bukannya saat itu aku baru saja mendapat kecelakaan?”
“hehe, buku itu berceritakan tentang harapan ayahnya terhadap sang anak. Namun semuanya kandas karena sang anak tak bisa menjalankan itu karena suatu masalah”

“hyunnie, jangan bilang ini buku lama yang membosankan lagi”

“menurutku tidak”

“kau membacanya?”

“tidak”

“lalu?”

“Hanya tinggal satu jalan yang harus ditempuh sang ayah demi sang anak itu tadi, dan kau tahu itu apa? Dia merelakan hidupnya untuk belajar dan belajar demi sang anak untuk kembali seperti dulu. Dan keajaiban selalu datang Yoong.”

“apa yang datang?”

“walau akhirnya sang appa menyerah, anak itu telah berhasil menggapai mimpinya dengan jalan lain. Dia tak ingin appanya merasa sia sia saja”

“apa kau mencoba mengajariku?” tanyanya sambil menatap mataku tajam

“yoong, intinya apapun yang terjadi padamu selalu ada satu jalan yang akan membawamu bersama mimpimu” terangku sambil menggenggam tangannya disana

“tapi bolehkah aku bertanya?”

“kau sudah menanyakannya barusan”

“jangan buat aku marah” aku hanya terkekeh dan segera menganggukkan kepalaku disana

“siapa yang menciptakan buku itu?”

“hm~, rahasia”

“baiklah, tapi Gomawo.”

“untuk?” tanyaku singkat, dia segera menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri sebelum akhirnya menghapus jarak anata kami dengan ciuman kilasnya

“aku tahu maksudmu tadi, suatu saat dikala aku dewasa. Aku akan mencoba untuk menjadi seorang pustakawan layaknya appa. Tak ada salahnya kan menjadi seorang peskater profesional dengan title pustakawan?”

“yoong”
“tak perlu memandangku dengan wajah memelas seperti itu, hari ini aku akan memasakkanmu tteokboki dengan jeon jadi ayo kita segera pulang. Dan simpan tenaga mu untuk mulai menjalankan perpustakaan appa” terangnya sambil membantuku berdiri dari sana

“ne!” jawabku semangat, dia hanya tersenyum disana sambil mengeratkan genggamannya pada tanganku. Setelah kejadian itu dia sering mendengarkan ceritaku soal buku buku ku tanpa mengeluh sakit kepala seperti saat kami pertama bersama, dan untuk pengirim Tulisan One way itu masih menjadi rahasia abadi diantara kami.

 

End Of flash back Stories

Yoona POV

Annoyed (25)

 

“kenapa mukamu, Yoong?” tanya hyoyeon unnie sambil menepuk bahuku pelan, kami sekarang berada dipesawat menuju  China untuk turnament skateboard yang kesekian kalinya

“…”

“oh, kau tak dapat jatah dari hyunnie?”

“unnie” Jawabku bosan, dia hanya menggelengkan kepalanya pelan disana

“kukira kau tak dapat, tapi sungguh kenapa wajahmu seperti sangat terganggu dan tak suka dengan itu”

“bukan masalah besar” jawabku datar

“ayolah, Yoong. Kau sudah kuanggap seperti Dongsaengku sendiri. Kau boleh membaginya denganku” seketika aku segera mengalihkan pandangan datarku dari jendela pesawat menatap lurus kemata Hyoyeon unnie

“keponakanku berhasil mengganggu malamku dengan hyunnie”

“eum, bisa diperjelas?”

“anak seulong Oppa kemarin dititipkan pada kami”

“Im Haryoung?, bukannya dia baru berusia 8 bulan?”

“ tapi karena kesibukan Oong oppa dengan Gyuri Unnie akhirnya kami menerima itu”

“eum, bagaiman dengan Jiyoung Oppamu?”

“dia repot mengurusi Dara Unnie yang baru mencapai 5 bulan kehamilannya”

“haha, pasti repot sekali, tapi apa yang membuatmu makin frustasi yoong. Bukannya biasanya kau senang saat Haryoung kerumahmu?”

“baik begini ceritanya”

Flashback

“yah Yoong, Haryoung ada disini” terang hyunnie sambil mencoba menjauhkan wajahku dari curuk lehernya

“sst~, dia sedang tidur. Biarkan Yoong mu ini mendapat apa yang diinginkannya malam ini” terangku sambil memberinya kecupan dibibirnya yang sudah memerah disana

“jika dia terbangun malam nanti, kau yang mengurus”

“aku janji, jadi cepat berikan apa yang kumau. Hyunnie~”
“baiklah”

.

.

.

“hyunnie!!, ayo bangun. Haryoung menangis kencang sekali”

“hua!!”

“…”

 

End of flashback

Hyoyeon unnie tak bisa menahan gelaktawanya lagi disana dia segera menpuk berulang pundakku

“kau harus sabar, jika kalian memiliki anak pasti akan sama seperti itu. Anggap saja latihan”

“tapi jika saat seperti itu terus bisa jadi aku yang tersiksa” terangku sambil memeluk rilakkumaku disana

“tersiksa?”

“aku mendapatkan hyunnie, tapi aku juga mendapatkan hukumannya hue~”

“mungkin sudah nasibmu,Yoong”

“huh~, apa boleh buat”

“oh sepertinya setelah ini kita akan mendarat”

“sepertinya” kamipun menghentikan percakapan kami disana, ya memang bukan nasibku jika di bilang soal itu. Apa boleh buat

 

END

9 pemikiran pada “Yoonhyun Drabble Collection part 9

  1. annyeong…

    Kirain pas Hyunnie bohong soal tes itu dia mau dateng ke turnament nya Yoong,ternyata dy merajut rompi seharian buat Yoong >.< *maknae so sweet 😀

    One Way.. euumm… apa sang pencipta buku itu Appa-nya Yoong? soal nya kalo di fikir-fikir sih sama kisah nya 🙂

Tinggalkan komentar